Part Berikutnya

Sebenernya ini kisah nyata. tapi diplesetin. Bukan diplesetin sih.. tapi dianalogikan.

Pak Kumis tak bisa berhenti berjalan, bolak balik bolak balik. Sudah 1 jam lebih ia melakukan hal itu karena perasaan selalu gelisah. Begitu juga dengan pembimbing dan tim-tim yang lain. Mereka selalu berdoa agar semua berjalan baik-baik saja. Karena, orang yang menciptakan misi ini ialah Pak Kumis. 

"Dari ratusan orang, sudah banyak yang menerjunkan diri ke jurang. Hal ini sangat fatal. Padahal, aku menciptakan misi ini agar mereka lebih kuat. Agar mereka lebih baik. Agar merekaa lebih solid. Tapi ternyata..." Air mata Pak Kumis mengalir. Beberapa teman-teman yang lain juga ikut menangis.

"Sudahlah Pak Kumis. Jangan bersedih. Ini semua bukan salah kamu. Mereka nya saja yang lemah dan manja. Kamu sudah melakukan yang terbaik" Kata Pak Cecep, sambil mengelus elus burung merpati yang baru saja datang untuk membawa surat kiriman San San.

"Baiklah, kalau sperti ini keadaanya, 2 hari lagi, apabila terjadi hal-hal fatal yang tidak diinginkan, PENCARIAN HARTA KARUN KITA BATALKAN. Biar saya sendiri yang mengambil resiko semua ini Biar saya sendiri yang tanggung jawab atas semuanya.. "

Seluruh orang yang berada dalam ruangan itu, shock dan terdiam. \


***

San San mengambil sebuah peluit unik dari tas nya. Peluit ini khusus untuk memanggil burung elang. Sebentar lagi, ia dan teman temannya akan menemui anakonda. San San harus konsultasi dengan seseorang yang berada jauhhhh dari tempat ini. San San segera menulis surat dan mengajukan beberapa pertanyaan2 beserta curhat nya. Seseorang yang akan menerima surat dari San San bukan merupakan orang biasa. Ia adalah pendaki ulung dan sudah 2 kali mendaki mount everest..

"PIIIIIT..PIIIIIT" San San meniup peluit itu dengan keras. 
beberapa menit kemudian, seekor burung elang raksasa datang dan mendarat di depan San San.

"Elang manis, tolong  berikan surat ini ke pendaki ulung itu ya. Aku benar-benar butuh jawaban dia. Sebentar lagi kita akan menemui anakonda... Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannnya. Aku benar-benar takut menghadapi semua ini. Tapi aku harus menjalaninya. " San San mengikat surat itu ke kaki burung elang tersebut. Kemudian, burung elang tersebut terbang. Mengantarkan surat kepada pendaki ulung.
San San berharap, ia akan mendapatkan jawaban yang terbaik.


***

"San San, jujur.aku rindu ketika kita semua berkumpul, bermain bersama. ketika kita semua masih lengkap. aku rindu akan hal-hal itu...Meskipun aku meningalkan kalian, tapi aku ingin hal itu terulang lagi. Sayang sekali ya. Misi dari Pak Kumis ini menghancurkan semuanya" Kata Mister Bin.

"Mister Bin, aku juga ingin hal-hal itu ada. Tapi sayangnya, Wawa dan kawan kawan sudah trauma. Jadi mungkin.. mereka atau bahkan kamu, akan mencar2. berusaha melupakan semuanya. Meskipun hal ini tidak mungkin terlupakan..Yaa kita liat nanti saja ya"

San San berharap, agar harapannya itu bukan sekedar harapan.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB IV UJI ORGANOLEPTIK IKAN SEGAR DAN IKAN SEGAR YANG DIDINGINKAN

Pengaruh Cuaca Terhadap Hasil Tangkapan Ikan

BAB IV UJI ORGANOLEPTIK IKAN SEGAR DAN IKAN SEGAR YANG DIDINGINKAN