Mesin Sensor Panas
Menunggu ber jam-jam di dekanat adalah hal yang paling membosankan
Merasa di PHP in
Menghabiskan waktu
Menyita tenaga dan pikiran
tapi emang itu yang harus dilakukan kalo jabatanmu HUMAS!
***
Suatu sore yang cerah, aku bersama 2 orang teman sedang duduk di lantai 1 dekanat buat mencari tandatangan. Kebetulan sudah jam 3 sore, sehingga sinar matahari bisa masuk melalui jendela dari aula dekanat. Salah satu temanku iseng. Memantulkan cahaya matahari tersebut ke alat elektronik absen sidik jari, dengan HP nya.
Jadi, kronologis perjalanan cahayanya: sinar matahari masuk-->sinar matahari dipantulkan oleh HP teman-->cahaya matahari yang terpantul diarahkan ke alat elektronik absen sidik jari--> bunyi "Silahkan coba lagi"
kalo ada dosen atau karyawan yang selesai absen, mesinnya ngomong: "Terimakasih". Tapi kalo gagal, mesinnya bilang "Silahkan coba lagi".
Aku sama temanku yang lain kaget. Gak ada orang yang lagi absen pake sidik jari, tapi kok mesinnya ngomong sendiri "Silahkan coba lagi". Dan ternyataa.. itu kerjaan nya temanku. mantulin cahaya matahari ke mesin sidik jari.
"Mesin ini menerima sensor panas" Kata temanku
"Ayoo coba lagi coba lagi" aku maksa temanku berkali2. Bener2-bener enasaran sama mesin sidik jari yang tiba-tiba bunyi sendiri.
Akhirnya dia mulai serius untuk memantulkan cahaya matahari tepat di mesin sidik jari ,tempat jari di tempel. dann.. mesin itu bunyi "Silahkaan coba lagi"
***
"Gantian doong gantian aku mau nyoba.." Aku penasaran banget. terus nyoba deh sampe mesin sidik jarinya 2 kali ngomong "Silahkan coba lagi"
Mbak2 yang duduk di bagian Informasi menatap kita bertiga penuh curiga. Mesin sidik jari kok bisa bunyi sendiri, tanpa ada orang yang absen. kita bertiga pengen ngakak tapi gak bbisa. Karena yaa takut ketawan dan banyak karyawan2 juga di tempat itu.
Mungkin ini bisa dijadikan salah satu hiburan anti bosan bagi para HUMAS yang menunggu penantian "tandatangan jatuh dari langit "
Merasa di PHP in
Menghabiskan waktu
Menyita tenaga dan pikiran
tapi emang itu yang harus dilakukan kalo jabatanmu HUMAS!
***
Suatu sore yang cerah, aku bersama 2 orang teman sedang duduk di lantai 1 dekanat buat mencari tandatangan. Kebetulan sudah jam 3 sore, sehingga sinar matahari bisa masuk melalui jendela dari aula dekanat. Salah satu temanku iseng. Memantulkan cahaya matahari tersebut ke alat elektronik absen sidik jari, dengan HP nya.
Jadi, kronologis perjalanan cahayanya: sinar matahari masuk-->sinar matahari dipantulkan oleh HP teman-->cahaya matahari yang terpantul diarahkan ke alat elektronik absen sidik jari--> bunyi "Silahkan coba lagi"
kalo ada dosen atau karyawan yang selesai absen, mesinnya ngomong: "Terimakasih". Tapi kalo gagal, mesinnya bilang "Silahkan coba lagi".
Aku sama temanku yang lain kaget. Gak ada orang yang lagi absen pake sidik jari, tapi kok mesinnya ngomong sendiri "Silahkan coba lagi". Dan ternyataa.. itu kerjaan nya temanku. mantulin cahaya matahari ke mesin sidik jari.
"Mesin ini menerima sensor panas" Kata temanku
"Ayoo coba lagi coba lagi" aku maksa temanku berkali2. Bener2-bener enasaran sama mesin sidik jari yang tiba-tiba bunyi sendiri.
Akhirnya dia mulai serius untuk memantulkan cahaya matahari tepat di mesin sidik jari ,tempat jari di tempel. dann.. mesin itu bunyi "Silahkaan coba lagi"
***
"Gantian doong gantian aku mau nyoba.." Aku penasaran banget. terus nyoba deh sampe mesin sidik jarinya 2 kali ngomong "Silahkan coba lagi"
Mbak2 yang duduk di bagian Informasi menatap kita bertiga penuh curiga. Mesin sidik jari kok bisa bunyi sendiri, tanpa ada orang yang absen. kita bertiga pengen ngakak tapi gak bbisa. Karena yaa takut ketawan dan banyak karyawan2 juga di tempat itu.
Mungkin ini bisa dijadikan salah satu hiburan anti bosan bagi para HUMAS yang menunggu penantian "tandatangan jatuh dari langit "
Komentar
Posting Komentar